FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BELAJAR
I.
PENDAHULUAN
Keberhasilan seseorang dalam belajar
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor – faktor
belajar yang dimaksud disini adalah
peristiwa belajar yang terjadi pada diri pembelajar, yang dapat diamati dari
perbedaan perilaku sebelum dan sesudah berada didalam proses belajar, sebab
dalam makna belajar adalah adanya perubahan perilaku seseorang kearah yang
lebih baik dalam melaksanakan pembelajaran. Faktor yang mempengaruhi seseorang
dalam belajar itu banyak jenisnya. Faktor – faktor belajar itupun dibagi
menjadi dua bagian yaitu faktor intern yang berasal dari dalam dan faktor ekstern
yang berasal dari luar. Antara kedua faktor itu masing masing bisa mempengaruhi
seseorang untuk meningkatkan prestasinya yang diperoleh dengan cara belajar.
Berikut akan dijelaskan lebih
mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan peranan
faktor-faktor tersebut dalam keberhasilan belajar.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian Belajar?
B.
Apa
Saja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar?
C.
Bagaimana
Peran Faktor yang Memengaruhi Belajar terhadap Hasil Belajar?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar.
Menurut
Dalyono (1994:49), Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan, yang
bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan
tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan serta keterampilan dan
sebagainya. Belajar adalah kegiatan manusia yang sangat penting dan harus
dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam
berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup, dengan kata lain melalui
belajar dapat memperbaiki nasib, menggapai cita-cita yang didambakan.[1]
B.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar
1.
Faktor
Internal
Faktor
Internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis
dan faktor psikologis.
a.
Faktor Fisiologis
(Jasmaniah)
Faktor
fisiologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau
jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan faktor biologis ini dintaranya:
1)
Kondisi fisik
yang normal.
Kondisi
fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai dia
lahir. Kondisi fisik yang normal ini terutama harus meliputi keadaan otak,
panca indra, anggota tubuh seperti tangan dan kaki, dan organ-organ tubuh
bagian dalam yang menentukan kondisi kesehatan seseorang.
2)
Kondisi
kesehatan fisik.
Kondisi
kesehatan fisik yang sehat dan segar (fit) sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar seseorang. Maka dari itu sangat diperlukan hal-hal yang untuk menjaga
kesehatan fisik tersebut, seperti; makan dan minum harus teratur serta memenuhi
persyaratan kesehatan, olahraga scukupnya, dan istirahat yang cukup. Selain itu
jika terjadi gangguan kesehatan, segeralah berobat dan jangan membiasakan diri
untuk membiarkan terjadinya gangguan kesehatan secara berlarut-larut.
b.
Faktor
Psikologis (Rohaniah)
Faktor psikologis ini bekaitan dengan kondisi
mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar
adalah kondisi mental yang mantapdan stabil. Kondisi mental yang mantap dan stabil
ini tampak dalam bentuk sikap mental yang positif dalam menghadapi segala hal,
terutama hal-hal yang berkaitan dalam proses belajar. Selain berkaitan erat
dengan sikap mental yang positif, faktor psikologis ini meliputi pula hal-hal
berikut:
1)
Intelegensi
Intelegensi
atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap
keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang mempunyai intelegensi jauh
dibawah normal akan sulit diharapkan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam
proses belajar. Namun harus dipahami bahwa seseorang yang mempunyai intelegensi
tinggi namun tidak ditunjang oleh faktor-faktor lain yang juga sebagai
penunjang keberhasilan belajar, seperti kemauan, kerajinan, dan fasilitas
belajar. [2]
2)
Motivasi
Motivasi
adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan balajar siswa.
Motivasilah yang yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.[3] Belajar
perlu didukung oleh motivasi yang kuat dan konstan. Motivasi yang lemah akan
menyebabkan kurangnya usaha belajar, yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap hasil belajar.[4]
Dari
sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ektrinsik.
a)
Motivasi
intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan
dorongan untuk melakukan sesuatu. Menurut Arden N. Frandsen (hayinah, 19992),
yang termasuk dalam motivsi intrinsik untuk belajar antara lain adalah:
(1)
Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki
duniia yang lebih luas.
(2)
Adanya sifat positif yang ada pada manusia
dan keinginan untuk maju.
(3)
Adanya keinginan untuk mencapai prestasi
sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orangtua,
saudara, guru, atau teman-teman, dan sebagainya.
(4)
Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau
pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
b)
Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi
Ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar dari individu tetapi memberi
pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti ujian, peraturan, tata tertib,
teladan guru, orangtua, dan lain senagainya. Kurangnya respons dari lingkungan
secara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
3)
Minat
Secara
sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat adalah salah satu faktor yang
memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Jika seseorang tidak memiliki
minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.
Untuk membangkitkan minat belajar siswa ada beberapa cara, diantaranya; pertama,
dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak
membosankan, materi itu disusun dengan melibatkan seluruh domain belajar siswa
(kognitif, afektif, dan psikomotor) sehingga siswa menjadi aktif dan tertari
dengan materi yang disampaikan. Kedua; pemilihan jurusan sebaiknya dipilih
sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
4)
Sikap
Sikap
adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa dalam
belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang pada performan guru, pelajran,
atau limgkungan, sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang
negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang
profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. [5]
5)
Bakat
Bakat
adalah potensi atau kemampuan kalau diberi kesempatan untuk dikembangkan
melalui belajar, akan menjadi kecakapan yang nyata. Seseorang yang tidak
berbakat akan sukar untuk mempelajari sesuatu secara mendalam. Menurut Hilgard
dalam buku Slameto (2003: 58)“Bakat” adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih.
6)
Daya ingat
Daya
ingat merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi keberhasilan belajar.
Daya ingat mempunyai tahap-tahap dalam mengingat suatu kejadian, Pertama, mencamkan
(memasukkan) kesan. Kedua, menyimpan kesan. Ketiga, mereproduksi
(mengeluarkan kembali) kesan. Dari sini daya ingat dapat didefinisikan sebagai
daya jiwa untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan kembali suatu kesan.
Kesan disini adalah gmbaran yang tertinggal dalam jiwa.
7)
Daya konsentrasi
Daya
konsentrasi merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan,
kemauan, dan segenap panca indra ke satu objek di dalam satu aktivitas itu.
Kemampuan untuk melakukan konsentrasi itu memerlukan kemampuan dalam menguasai
diri (daya penguasaan diri).[6]
2.
Faktor
Eksternal
Faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri dan dapat
mempengaruhi belajarnya. Faktor eksternal yang memengaruhi proses belajar dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
non sosial.
1. Lingkungan
sosial
a. Lingkungan
sosial sekolah; seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dap
memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah.
b. Lingkungan
sosial masyarakat. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa
kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat
belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
c. Lingkungan
sosial keluarga. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga
(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya memberi dampak terhadap aktivitas
belajar siswa. Jika hubungan keluarga dengan baik dan harmonis maka akan
membantu aktivitas belajar dengan baik.
Keluarga
yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota-anggota keluarganya gemar
membaca dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap perkembangan
belajar dari anak. Sebaliknya keluarga yang miskin dengan sumber bacaan dan
tidak senang membaca tidak akan mendorong anak-anaknya untuk senang belajar.
Hubungan yang akrab, dekat, penuh rasa kasih sayang-menyayangi, saling
mempercayai, saling membantu, saling tenggng rasa, dan saling mengerti.[7]
2. Lingkungan
non sosial
a. Lingkungan
alamiah.
Seperti kondisi udara
yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat,
atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan
alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas
belajar siswa. Sebaliknya jika kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses
belajar siswa akan terhambat.
b. Lingkungan
instrumental.
Lingkungan instrumental
yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan menjadi dua mcam. Pertama hardware,
seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga dan lain sebagainya. Kedua software, seperti kurikukulum
sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
c. Faktor
materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa)
Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa. Karena itu agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru
harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat
diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.[8]
d. Faktor
Waktu
Bahwa waktu
(kesempatan) merupakan faktor yang cukup penting. Kebanyakan pelajar tidak bisa
membagi atau memanfaatkan waktu dengan seimbang antara waktu belajar dengan
waktu istirahat (refreshing). Maka seseorang yang memiliki hasil belajar yang
baik mereka dapat menggunakan dan membagi waktunya dengan baik. Perlu dipahami
bahwa refresing atau hiburan tidak ada salahnya kita adakan dalam mengisi
waktu, karena hiburan atau rekreasi bermanfaat untuk menyegarkan pikiran.[9]
C.
Peran Faktor yang
Memengaruhi Belajar terhadap Hasil Belajar
Faktor-faktor
yang telah di terangkan diatas dalam banyak hal saling berkaitan dan
memengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap
ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal) umpanya biasanya
cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam.
Sebaliknya, jika seorang siswa yang beriniteligensi tinggi (faktor internal)
dan mendapat dorongan positif dari orangtuanya (faktor eksternal), mungkin akan
memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar.
Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut diataslah, muncul siswa-siswa yang
high-achievers (berpestasi tinggi) dan underachievers
(berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang
kompoten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala
kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat
proses belajar mereka.[10]
Dalam
faktor-faktor yang memengaruhi belajar siswa seperti yang telah diterangkan
diatas, faktor psikologis (rohaniyah) terdapat faktor bakat. Peran bakat dalam
keberhasilan belajar ada yang mengatakan bahwa bakat sangatlah berperan penting
dalam hasil belajar. Hubungan antara bakat dengan prestasi belajar yaitu; Perwujudan
nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Utami Munandar, 1992), karena
bakat dan kemampuan sangat menetukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki
bakat matematika diprediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol dibidang
matematika. Prestasi yang menonjol dibidang matematika merupakan cerminan dari
bakat khusus yang dimiliki dalam bidang tersebut.
Perlu
ditekankan bahwa karena bakat masih bersifat potensial, seseorang yang berbakat
belum tentu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak
mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakatnya secara maksimal. Bakat
khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta
didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan dapat terealisasikan
dalam bentuk prestasi unggul.[11]
Peran
bakat dalam keberhasilan belajar yaitu dapat diringkas bahwasanya individu yang
memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal maupun eksternal, yaitu
memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat khususnya,
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, memilki daya juang tinggi, dan ada
kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal
maka akan memunculkan kinerja atau kemampuan unggul dan mencapai prestasi yang
menonjol.[12]
IV.
KESIMPULAN
Belajar adalah perubahan yang
relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Faktor internal yaitu faktor faktor
yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri dan dapat memengaruhi
terhadap belajarnya. Faktor internal dibedakan menjadi dua yaitu faktor fisiologis, dan faktor psikologis.
Faktor
eksternal yaitu faktor faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat
mempengaruhi terhadap belajarnya. Faktor eksternal dibedakan menjadi dua, yaitu
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial meliputi;
lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan sosial
keluarga. Sedangkan lingkungan non sosial meliputi; lingkungan alamiah. lingkungan
instrumental, faktor materi pelajaran, dan faktor waktu.
Peran
faktor yang mempengaruhi belajar terhadap hasil belajar, salah satunya yaitu
bakat, bakat yaitu faktor yang berasal dari faktor psikologi (rohaniyah). Peran
bakat dalam keberhasilan belajar yaitu dapat diringkas bahwasanya indiviu yang
memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal maupun eksternal, yaitu
memiliki minat yng tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat khususnya,
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, memilki daya juang tinggi, dan ada
kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal
maka akan memunculkan kinerja atau kemampuan unggul dan mencapai prestasi yang
menonjol.
V. PENUTUP
Demikian makalah ini saya buat. Saya sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat
diharapkan agar makalah yang kedepan dapat lebih baik. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semuanya, Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Mohammad
dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Bumi Aksara. 2008
Baharuddin dan
Nur Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
2010
Hakim, Thursan.
Belajar Secara efektif. Jakarta: Puspa Swara. 2000
Mustaqim. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2001
Sukmadinata,
Nana Syaodah. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya. 2009
Syah, Muhibbin.
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya. 2010
[1] Mustaqim, Psikologi
Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm.34
[2] Thursan Hakim,
Belajar Secara efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2000), hlm.11
[3] Baharuddin dan
Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), hlm. 22
[4] Nana Syaodah
Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya, 2009), hlm.163
[5] Baharuddin dan
Nur Wahyuni, Op. Cit, hlm. 23-25
[6]
Thursan Hakim, Op.Cit.,
hlm 13-16
[7]
Nana Syaodah
Sukmadinata, Op. Cit., hlm.164
[8]
Bahruddin dan
Nur Wahyuni,Op. Cit., hlm. 27-28
[9] Thursan Hakim,
Op.Cit., hlm.15
[10] Muhibbin Syah,
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2010), hlm. 129-130
[11] Mohammad Ali
dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm. 80
[12] Ibid,
hlm. 81
Tidak ada komentar:
Posting Komentar